Friday, May 11, 2007

Festival Layang-layang International Jakarta 2007







Pantai Carnaval, Ancol
21 – 22 Juli 2007

Le Gong Kite Society
Jl. Setiabudi Barat No. 4
Jakarta Selatan 12910
Tel 021 522 4058 –525 1066
E-mail :
le-gong@centrin.net.id


Festival Layang-layang International Jakarta 2007 ke-14 ini akan dihadiri oleh para peserta yang berasal dari 10 negara di Asia dan Eropa, 25 klub layang-layang dari 15 propinsi di Indonesia. Pada festival kali ini jenis layang-layang yang akan ditampilkan adalah jenis layang-layang tradisional dan layang-layang kreasi baik dari dalam maupun luar negeri. Beragam acara juga akan digelar, diantaranya lomba kreasi layangan dua dan tiga dimensi, workshop layang-layang untuk anak-anak dan ekshibisi layang-layang dari seluruh peserta. [v]



Thursday, May 10, 2007

Layang-layangku

TARIK… ULUR… BEGITU SELANJUTNYA BERULANG KALI. SIAPA YANG TAK KENAL DENGAN PERMAINAN SATU INI. BERMAIN LAYANG-LAYANG, PERMAINAN YANG MENGASYIKAN DI TANAH LAPANG, SALING MENGULUR TALI, MENARIK KEMBALI, SEMENTARA DI UJUNG ATAS SANA DEKAT DENGAN AWAN PUTIH YANG BERARAK, LAYANG-LAYANG SEPERTI MENARI DENGAN INDAHNYA DI ANGKASA BERSAMA ANGIN, MATAHARI, AWAN DAN BURUNG-BURUNG.

Minggu (15/4) di Melati Taman Baca (MTB) Ampera, anak-anak belajar tentang layang-layang. Ini bukan kali pertama KKS Melati mengajak anak-anak mengenal dan belajar tentang layang-layang. Pada tahun 2005 lalu bersama 100 anak jalanan di Jakarta, KKS Melati mengajak mereka berkunjung ke Museum layang-layang di daerah Pondok Labu Jakarta Selatan pada kegiatan bertajuk Outing Anak Jalanan. Tidak hanya melihat beragam layang-layang berukuran kecil dan besar, membuat dan menghias layang-layang pun menjadi salah satu pengalaman menarik bagi mereka. Bahkan ketika satu tahun berselang, Rita, yang bersekolah di Sekolah Anak Jalanan di bawah jalan tol Gedong Panjang bahkan masih mengingatnya dengan jelas, sepertinya itu adalah salah satu pengalaman paling indah dan menyenangkan.

Tepat pukul 09.55 WIB, Agus dari YMLI tiba di MTB untuk mengajarkan workshop mengenai layang-layang kepada anak-anak Melati Taman Baca. Walaupun anak-anak sudah terlihat tak sabar untuk belajar namun demikian kami harus bersabar untuk menunggu beberapa menit karena lingkungan MTB sedang dilakukan pengasapan demi mencegah penyakit deman berdarah. Setelah asap mereda, kami pun mulai bersiap-siap untuk belajar.

“Siapa yang pernah bermain layang-layang?” Agus memulai workshopnya dengan sebuah diskusi kecil mengenai layang-layang.

Hampir seluruh anak-anak mengacungkan tangan mereka. Dan dari semua anak yang berada di ruang taman baca itu, hampir semuanya belum pernah membuat layang-layangnya. Diskusi kecil menjelang siang mengenai layang-layang itu memang menyenangkan, anak-anak terlihat antusias dan bersemangat, bahkan Reza yang memang paling antusias belajar diantara lainnya duduk di depan dan memperhatikan dengan seksama setiap hal yang dibicarakan. Pertanyaan-pertanyaan kecil mulai dari asal-usul layang-layang, bagaimana cara bermain layang-layang, hingga bertanya bagaimana menerbangkan layang-layang perahu phinisi yang tergantung di tengah-tengah ruangan taman baca pun mengalir tak ada habisnya. Agus menerangkannya dengan sabar satu persatu pertanyaan yang mereka tanyakan.

“Wah…. Sudah pergi kemana aja kak untuk bermain layang-layang? “ tanya Ajeng yang baru saja mengetahui Agus pernah pergi ke Eropa untuk sebuah festival layang-layang disana.

“Katanya… layang-layang bisa buat motret juga ya, bagaimana caranya kak? “ tanya Eno selanjutnya.

“Bikin layangan itu gimana sih kak?… trus layangan yang kita bikin itu bisa terbang ga ya?” tanya Reza sambil menunjuk layang-layang yang dibuatnya minggu lalu. Layang-layang raksasa untuk latihan Olimpiade Taman Baca Anak.

Agus adalah seorang pelayang yang bergabung di Le Gong sejak tahun 1998, sebuah kite event organizer yang sering mengadakan festival layang-layang. Berbagai festival layang-layang pernah dia ikuti baik di dalam maupun di luar negeri. Setelah berbincang-bincang mengenai layang-layang, pelajaran selanjutnya adalah membuat layang-layang. Agus mengajarkan cara membuat layang-layang kreasi bagus. Layang-layang yang pola kertasnya berbentuk seperti ikan pari sangat mudah dibuat, hanya dengan menempelkan dua bilah kayu yang telah disiapkan dan menempelkan kertas creppe sebagai buntutnya. Setelah semua layang-layang selesai dibuat, anak-anak pun sibuk membuat hiasan-hiasan cantik pada layang-layang mereka.

Sungguh menyenangkan pelajaran membuat layang-layang hari ini. Layang-layang yang dibuat oleh anak-anak MTB hari ini memang sedikit berbeda dari layang-layang yang sering dimainkan. Layang-layang dua dimensi ini ukurannya sedikit lebih kecil dari layang-layang aduan yang biasa ditemui di musim layang-layang. Rangkanya pun tidak menggunakan tali/benang. Hanya ditempelkan menyilang pada kertas. Buntut layangan diperlukan selain sebagai penghias juga berguna untuk keseimbangan bawah layang-layang. Layang-layang ini dapat diterbangkan dengan menggunakan satu tali kama.

Ketika anak-anak hendak mencoba menerbangkan layang-layang mereka didepan taman baca, mas Agus pun mengingatkan untuk hati-hati, karena saat ini kebanyakan benang layang-layang dilapisi oleh serbuk besi sehingga berbahaya jika bermain layang-layang dekat dengan kabel listrik. Jika terjadi pergesekan antara benang layang-layang dengan kabel, kemungkinan tersengat oleh aliran listrik sangat besar dan berbahaya. Dianjurkan oleh Agus untuk bermain layang-layang di lapangan, sesuatu yang sulit dipenuhi.

Menemukan lapangan untuk bermain layang-layang di Jakarta saat ini sudah mulai sulit ditemui. Lapangan-lapangan di Jakarta telah menjadi pemukiman-pemukiman padat.Reza, Eno, Cipto dan Anggi pun berlarian ke luar taman baca, mencoba menerbangkan layang-layang kreasi bagus yang baru mereka buat.

Pelayang, mungkin sebuah profesi yang jarang didengar di masyarakat namun demikian profesi ini bisa menjadi pilihan hidup jika ditekuni secara serius. Satu wawasan dan pengetahuan pun bertambah untuk anak-anak Melati Taman Baca hari ini. Siapa tahu seorang pelayang professional akan lahir disini ? [v]

Jakarta, 23 April 2007.


Terimakasih kepada :

1. Yayasan Masyarakat Layang-Layang Indonesia (YMLI)
2. Le Gong - kite event organizer
3. Mbak Ningsih
4. Ibu Sari Madjid
5. Mas Agus
6. Mas Jablo
7. Relawan-relawan KKS Melati




Bermain Layang-Layang

kuambil buluh sebatang
kupotong sama panjang
kuraut dan kupintal dengan benang
kujadikan layang-layang
berlari... bermain...
bermain layang-layang
bermain kubawa ketanah lapang
hati gembira dan riang....